Inilah “aku” | By : Farah Khumaira

Hari ini aku siap untuk menghadiri pertandingan basket perdanaku,pertandingan antar kelas tapi sangat aku tunggu-tunggu karna inilah saatnya bakatku aku tunjukkan ke orang-orang.Walaupun banyak yang bilang aku tomboy tapi aku senang dengan pribadi aku sendiri dan nyaman dengan keadaanku sekarang ini.

Aku sangat jauh beda dengan kakakku,kakakku cantik,putih,tinggi dan punya rambut yang panjang,sedangkan aku berkuliat sawo matang,hidungku pesek,aku gak tinggi-tinggi amat dan rambutku pendek sebahu.Ini karna belum aku potong lagi,aku gak betah dengan rambut panjang,membuatku gerah dan tidak nyaman.

MENANTI PERJUANGAN INDONESIA di “CROSS NATION WAR : INDONESIA VS MALAYSIA !”

Sebagai negara “Serumpun”, Indonesia memiliki hubungan yang dekat dengan negara tetangga Malaysia. Bukan hanya letaknya yang berdekatan dan berbatasan langsung, namun identitas Malaysia pun tak bisa dipisahkan dengan Suku Melayu di Indonesia. Identitas ini sudah ditandai dengan kedatangan orang Minang pertama di Negeri Sembilan sekitar tahun 1467 M, yang kemudian mendirikan Kerajaan Negeri Sembilan dan rajanya berasal dari Kerajaan Pagaruyung. Tak heran jika simbol-simbol Kerajaan Malaysia secara prinsip tidak berbeda dengan simbol-simbol Kerajaan Melayu di Indonesia.

Sayangnya belakangan ini hubungan diplomatic Indo – Malay kerap naik-turun ditandai peristiwa dan isu-isu panas. Picunya, mulai dari perkara teritorial (pulau Sipadan-Ligitan), kasus TKI, Hak Paten (Batik dan seni Reog), dan provokasi  lainnya. Sejak kepemimpinan Presiden Pertama Soekarno, sengketa wilayah di perbatasan Kalimantan Utara tercatat menjadi paling panas hingga muncul semboyan “Ganyang Malaysia!”